Istri Yang Tidak Sempurna

Istri Yang Tidak Sempurna

Minggu lalu istriku berkabar jika listrik di rumah ‘jepret’ pada sekering. Lalu saya pandu apa yg harus dilakukan. Ternyata, salah satu pompa pembersih kolam kami korslet. Untuk sementara, matikan dulu pompa yg rusak dan kita ganti dgn yg baru, kataku. Berselang beberapa hari, pompa datang. Sebenarnya tak berharap dia yg pasang, toh ada tetangga yg baik dan tim sekuriti blok yg juga biasa kami mintain tolong. Setelah bertanya bagaimana caranya, akhirnya pompa itu digantinya sendiri. Wah, hebat kataku.

Urusan listrik, kolam, air/PDAM dan alat transportasi serta kerusakan kecil dalam rumah biasanya ku tangani sendiri sepanjang 18tahun pernikahan kami, tetiba, dalam 2 bulan ini, ia harus menghandle semuanya sendiri.

Netters yg baik, khusus buat adik2 lelaki yg bimbang hati dalam memutuskan memperistri seorang perempuan ingatlah akan beberapa hal ini; tak ada perempuan yg sempurna. Kita kaum lelakilah yg menyempurnakan mereka.

Contoh, Jika calon mu tak pintar memasak, jangan jadikan penghalang dalam mewujudkan rencana pernikahanmu. Tak semua perempuan pintar memasak. Toh, jaman gadget sekarang ini kamu bisa memesan makanan kesukaanmu melalui online. Istriku tak pintar memasak, tiap pagi hanya membuatkan selembar selai roti yg kebetulan saya pun merasa cukup dengan itu. Setiap arisan atau pertemuan komunitas di rumah, kami selalu memesan makanan. Itung-itung bantu saudara2 yg bs memasak dengan membeli dr mereka, kata istriku. Benar juga. Jika kami tak bs memasak maka ada rejeki orang lain yg kami berikan. Bayangkan jika istriku memasak sendiri, mgkn order makanan tak akan terjadi.

Jangan pernah mempertimbangkan calon istri hanya karena tak bs memasak, mencuci, seterika, pasang galon/gas, bersih2 rumah, dongkrak mobil, cuci motor, berhias/bersolek, siapin sarapan anak-istri, rajin arisan, rajin perkumpulan gereja, ngurusin sekolah anak, ngojek dll. Jarang perempuan bisa melakukan semua itu. Ada yg pintar masak tapi gak bs pekerjaan lain. Ada yg suka berkarya di perusahaan, berdagang, menyalon, dll. Ingat, pada dasarnya mereka tidak bs melakukan semua pekerjaan itu, tetapi karena terpaksa mereka melakukannya. Contoh sederhana, Istri melihat motor di rumah sangat kotor, maka ia mencuci (mungkin kamu hanya duduk2 saja).

Istri adalah partner. Bukan pembantu, bukan pula asisten serba bisa. Ia melakukan pekerjaan rumah karena cinta bukan karena terpaksa.

Pagodang ma maccari asa boi manggaji asisten rumah tangga, asa tinggal tenang ho.

Hatakki Hata tambahan, butima.

Tinggalkan komentar

Hendry Lumban Gaol

Welcome to my Online Book.

Saya menuliskan apa yang terpikirkan, terlihat, dirasakan dan diangan-angankan

Let’s connect